taksama.id - Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan memperingati Idul Adha . Salah satu bagian dari hari Idul Adha yang akan dilewatkan ad...
taksama.id - Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan memperingati Idul Adha. Salah satu bagian dari hari Idul Adha yang akan dilewatkan adalah menyantap daging kambing dan sapi bersama keluarga dan teman.
Namun, tidak semua orang dapat menikmati daging kambing dengan nyaman. Salah satu hal yang ditakutkan adalah isu klasik tekanan darah tinggi akibat menyantap daging kambing. Fakta medis ataukah sekedar Mitos klasik?
[ads1]
Dokter Johanes Chandrawinata, SpGK, Spesialis Gizi Melinda Hospital Bandung mengatakan, terkena penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing adalah mitos. Bahkan, mengunyah satu kilogram daging kambing pun (tidak dibarengi jeroan dan otak) tak akan mendatangkan darah tinggi.
Johanes menuturkan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan daging sapi karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.
Namun, cara masak yang tepat juga perlu diketahui agar mendapatkan manfaat nutrisi sepenuhnya.
Bagi pencinta sate kambing, Johanes menyarankan agar tidak memanggangnya hingga gosong. Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah menjadi zat karsinogen. Dengan begitu, hal ini juga mengonfirmasi bahwa arang sebagai penyebab kanker juga mitos. “Kalau makan di-grill itu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari (bisa) bikin kanker,” ujar Johanes.
[ads1]
Sementara, jika Anda tak suka daging yang dipanggang, masak dengan kuah juga dapat menjadi pilihan. Dalam proses ini, lebih baik hindari penggunaan santan yang berlebihan. Penambahan sayur juga dapat menambahkan kandungan vitamin pada hidangan kambing.